Monday, April 29, 2013

Tukang Bubur Naik Haji Tembus 500 episode


UNTUK membuat tayangan - saat ini - bisa mencapai 500 episode bukan pekerjaan mudah. Dengan banyaknya stasiun televisi, dengan program yang hampir sama, sulit untuk memastikan pemirsa akan betah nongkrong di satu stasiun televisi saja. Makanya, selain keberadaan para bintang, juga ce-ritanya harus kuat dan memiliki alur yang tidak tambal sulam.

Syarat itu ada pada Tukan Bubur Naik Haji (TBNH] The Series. Sehingga pekan ini, seluruh kru TBNH mengadakan syukuran untuk pencapaian itu.. Ini menempatkan TBNH, sebagai Sinetron Terpanjang peringkat ke 3 di Indonesia.

Menurut sang sutradara Ucik Supra, kunci keberhasilan TBNH karena banyak bintang disitu. Dari yang muda sampai yang tua. Kalau pada awalnya tokoh sentralnya ada H. Sulam (Mat Solar), H. Muhidin (Latief Sitepu), Hajjah Maemunah (Shinta Muin), kini sudah banyak pilihan, mana yang mau dimainkan. Masih ada Hajjah Rodiyah (Uci Bing Slamet), Emak Haji (Hj. Nani Wijaya), Rere (Alice Norin), Rahmadi (Adi-tya Herpavi], Ustad Zakaria (El Manik), Umi Mariam (Marini Zumarnis), Togu (Hamka Devito Siregar), Riamah (Dina Lorenza), Restu (Rio Reifan],Badar (Ricky Malau), Romlah (Nova Soraya), Kardun (Eddy Oglek), Mak Enok (Lenny Charlotte), Djamal (Ali Syakieb), En-cing Elan (Abdel Achrian), Nyai Hj. Iroh (Connie Sut-edja), Robby (Andi Arsyil Rachman), Rumanah (Citra Kirana). Mang Odjo (Salim Bungsu), Machmud (Deny 4 Sekawan), dan banyak lagi lainnya.

Setelah Hajjah Maumunah "dihilangkan" dan H. Su lam di "Arab"—kan, maka tinggal H. Muhidin yang bisa dimainkan. Imam Tantowi selaku penulis cerita/skenario, melihat sosok H. Muhidin ini bisa "dibenturkan" dengan siapa saja. Masih ingat ketika dia memfitnah anak-anak remaja yang ditudingnya telah mencuri barang-barang di warungnya. Atau terlibat pertengkaran hebat dengan Joni, Hisyam dan Afifah, karena bolosnya. Afifah dikaitkan dengan masalah narkoba. H. Muhidin berhasil menarik perhatian kalangan remaja.

Dan ketika H. Muhidin berkeinginan dekat dengan Riamah, segala cara dilakukan. Untuk meraih cintanya itu, H. Muhidin harus berjuang, Meski sebenarnya H. Muhidin telah mundur dari bursa persaingan mendapatkan Riamah, karena adanya surat wasiat dari almarhumah. Maemunah yang dicintainya itu. Tapi ketika dia tahu surat wasiat itu palsu, H. Muhidin-pun berusaha keras untuk kembali mendapatkan cintan Riamah. Dia sanggup berkelahi dengan Togu dan meminta Togu membatalkan keinginannya menikahi Riamah. Selain itu, dia melakukan gerilya dengan minta pengaruh Romlah, Rumanah bahkan datang langsung ke Riamah, agar membatalkan lamaran yangtelah dilakukan oleh Togu.

Di sini Imam Tantowi sebagai penulis cerita/skenario telah menempatkan tokoh H. Muhidin - yang me-nyebalkan banyak orang - sebagai sosok yang humanis dan romantis. Di satu sisi cintanya terhadap almarhum isterinya Hj. Maemunah begitu kental, tapi di satu sisi dia seorang lelaki normal yang butuh pendamping. Godogan cerita seperti ini, memang telah menempatkan H. Muhidin sebagai tokoh di TBNH yang fenomenal. Maka tidak heran, bila TBNH - yang mulai tayang sejak 28 Mei 2012 dan ditayangkan selama 1,5 jam (19.30 -21.00 WIB) di stasiun RCTI - identik dengan sosok H. Muhidin. Dimanapun - saat TBNH tayang - sosok H. Muhidin menjadi pembicaraan pemirsa dari semua strata dan mereka dengan setia menonton akting dan gayanya H. Muhidin.

"Meski menyebalkan, terus terang sosok H. Muhi din selalu ditunggu. Benci tapi rindu, gitu deh. Kita selalu ingin tahu, ulah apalagi yang akan diperbuat oleh H. Muhidin setiap kali tampil. Sebenarnya, waktu Hj. Maemunah masih hidup, ini pasangan yang paling ide al untuk membuat pemirsa jengkel. Sayangnya, salah satunya harus dimatikan. Tapi tetap aja TBNH seru," kata Rina, seorang ibu rumahtangga - yang bermukim di Villa Nusa Cileungsi - yang menjadi penonton setia TBNH sejak awal.

Sementara Soegiarto, penjual rokok dibilangan Bekasi, melihat sosok H. Muhidin merupakan daya tarik dari sinetron TBNH itu. "Selain, sosok tulang Togu yang berlogat ke-Batak-batakan, menjadi penyegar sinetron ini. Begitu juga dengan tampilan Mak/ Umi Enok yang nyinyir, memberi warna tersendiri bagi TBNH. Terus terang, kalau TBNH tayang, kios saya penuh yang menonton.

(Bintang Film, Edisi 20, April 2013)


Sumber: facebook.com/TBNH.TheSeries







1 comment:

  1. saya bisa dpt info gak untuk busana yg dipakai oleh umi mariam (Marini Zumarnis) yg dipakai sehari hari itu, itu koleksi pribadi ataukah pake merk rumah busana.

    Mohon infonya yah..saya sangat seneng sekali lihatnya, karena terlihat santun & sederhana. gue banget kalo yg model sprti itu.

    tks sebelumnya,
    Yani

    ReplyDelete