Monday, March 25, 2013

Selesai "Tukang Bubur Naik Haji", Citra Kirana Akan Memberangkatkan Keluarga Umrah



SETAHUN terakhir bintang Citra Kirana bersinar terang.
Keberhasilan Ciki, sapaannya, menjadi nomine Panasonic Gobel Awards (PGA) tidak lepas dari lakonnya sebagai Rumanah di sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) yang hingga saat ini hampir menyentuh angka 500 episode.

TBNH bukan sinetron terlama Ciki, sapaannya. Sebelumnya, Putri Yang Ditukar (PYD) 676 episode. Tiap hari syuting, tanpa mengenal waktu, nyaris tidak ada waktu yang tersisa buat Ciki untuk berkumpul bareng keluarga dan teman-temannya. Kalaupun ada waktu senggang, Ciki lebih senang di rumah sambil menonton televisi, main dengan kucing, dan istirahat.

"Dibilang lelah, iya juga. Tiap hari pulang malam, esoknya begitu lagi. Titik jenuhnya ada juga. Apalagi habis PYD, langsung aku sambung dengan TBNH," bilang Ciki.

Ciki yakin, suatu hari nanti akan ada waktu buat kumpul bersama keluarga dan teman-teman. "Ya sudah, memang pekerjaanku kayak begini, kok. Toh, aku bisa jadi seperti sekarang karena (pekerjaan) ini. Aku punya apapun juga dari sini. Enggak pernah terlintas di pikiranku untuk berhenti (syuting) atau besok mau liburan. Keluargaku juga pengertian. Kalau aku enggak liburan, mereka enggak liburan. Benar-benar solider mereka. Aku bilang pada mereka, nanti selesai sinetron, kita jalan-jalan, ya," Ciki bersyukur.

Kerja terus tidak pernah putus, tujuan Ciki hanyalah ingin membahagiakan keluarga. "Aku pengin banget mengajak keluargaku umrah dari hasilku sendiri. Rencananya, sih selesai TBNH."

Ciki cerminan anak yang berbakti pada orang tua. Niatnya memberangkatkan keluarga umrah dari kantongnya sendiri, dengan uang hasil keringatnya, cita-cita yang mulia. "Sudah lama aku ingin memberangkatkan keluarga umrah. Kenapa umrah, bukan haji sekalian? Persiapan dulu, pelan-pelan mengumpulkan uang. Umrah dulu, baru nanti haji," ungkap model klip lagu "Jalan Terbaik" dan "Cinta Tak Bertuan" milik Seventeen dan "Sang Mantan"-nya Nidji.

Kebahagiaan keluarga adalah yang utama. Apa pun yang Ciki kerjakan, hasil akhirnya pun demi kebahagiaan keluarga. Ia tidak pernah mengabaikan segala nasihat orang tua. "Apa pun yang aku lakukan, apa pun yang aku kerjakan, yang selalu aku ingat adalah keluarga. Aku dekat banget sama keluarga," akunya.

Bertanggung jawab kepada keluarga, bukan berarti Ciki menjadi tulang punggung keluarga. Ayah Ciki hingga saat ini masih bekerja. Tiga kakaknya juga sudah bekerja. "Tetap, walau bukan tulang punggung keluarga, aku kerja demi keluarga," tegasnya.

Honor syuting, Ciki mengaku menyerahkan semuanya kepada keluarga. "Aku dari dulu enggak pernah memikirkan kapan honor turun, berapa honorku. Semua Mama yang mengurus. Aku percaya sama Mama. Kalau ada sesuatu yang aku inginkan, Mama langsung kasih," kata Ciki.

Semenjak Ciki menjadi aktris eksklusif SinemArt, tidak hanya popularitasnya saja yang meningkat, penghasilannya pun meningkat. Menurut seorang sumber, Ciki bahkan aktris termahal setelah Nikita Willy, Asmirandah, dan Naysilla Mirdad.

Penghasilan Ciki diperkirakan mencapai 15 juta rupiah per episode. Ciki bersyukur honornya mengalami kenaikan yang signifikan dari satu sinetron ke sinetron lain. "Pasti naik tiap judul. Berapa, tergantung pada kontrak dan negosiasi, sih," cetusnya. Untuk investasi jangka panjang, Ciki menginvestasikan uangnya dalam bentuk rumah kontrakan di Bandung. Hal itu dilakukannya sejak tahun lalu. "Sampai sekarang sudah 15 pintu. Lumayanlah," sebut Ciki dengan semringah.

Tujuan Ciki berinvestasi, selalu untuk keluarga dan juga masa depannya. "Aku, kan enggak selamanya, enggak sampai tua di dunia begini (hiburan). Selagi aku masih disukai orang-orang dan sinetron lancar terus, aku pengin memanfaatkan hasilnya untuk hal berguna. Setidaknya di masa tua nanti, aku enggak bingung. Mama juga enggak bingung," jelasnya.

Sebetulnya, Ciki memiliki rencana untuk berbisnis kuliner. Namun keinginannya itu baru akan diwujudkan selesai bangun rumah. "Aku pengin banget punya restoran. Kebetulan kakakku juga punya bisnis. Rencananya aku pengin banget join bareng dia. Susahnya, memilih tempat dan jenis makanannya," terangnya.

Sumber: tabloidbintang.com


Saturday, March 23, 2013

Tembus 500 Episode, Artis dan Kru "Tukang Bubur Naik Haji The Series" Gelar Syukuran



SINETRON  "Tukang Bubur Naik Haji" (TBNH) The Series menembus 500 episode penayangan.
Menandai kesuksesan tersebut, digelar acara syukuran di lokasi syuting yang berada di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (22/3).

Dalam sambutannya, Danie Sapawie, perwakilan dari SinemArt, mengungkapkan rasa syukur atas prestasi yang dicapai TBNH. Namun, Ia juga meminta agar semua pihak tidak cepat puas.

"Kami bersyukur atas rizki yg diberikan Allah sehingga bisa mencapai angka 500, ya minimal nanti bisa 1100," ucap Danie, seraya menyampaikan ucapan terima kasih pada seluruh orang yang terlibat dalam sinetron tersebut.

Latief Sitepu, pemeran H. Muhidin, juga memberi kata sambutan mewakili para pemain.
"Awalnya enggak bermimpi ke depannya bakal gimana, tapi ternyata jadi begini. Inilah kebesaran Allah. Biarpun tua jangan pesimis, walau banyak artis muda, ini bukti yang tua masih berprestasi," bilangnya.
Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng.

Sumber: tabloidbintang.com


Friday, March 15, 2013

Apa Kekuatan Sinetron "Tukang Bubur Naik Haji, The Series" Menurut Sutradaranya?


WALAU ditinggal tokoh utama, Haji Sulam, yang diperankan Mat Solar, sinetron "Tukang Bubur Naik Haji The Series" masih menjadi primadona hingga saat ini.

Apa kekuatan sinetron striipping RCTI ini menurut sutradaranya, H. Ucik Supra?

"Rahasianya adalah kekuatan cerita. Dulu saya punya keyakinan, cerita ini akan meledak. Saya punya pengalaman, menjual bintang mahal tapi ceritanya jelek, gak tahan lama," kata H. Ucik Supra di lokasi syuting "Tukang Bubur Naik Haji The Series", Senin (7/1), di Jl. Mandiri, Alternatif Cibubur, Depok, Jawa Barat.

H. Ucik menambahkan, kisah "Tukang Bubur Naik Haji The Series" membuat orang yang menyaksikannya masuk ke dalam cerita. Karena kisahnnya seperti kejadian yang mereka alami sehari-hari.

"Ceritanya sangat familiar dengan keadaan kita sehari-hari. Sekali pun tidak sama persis, ada tokoh di "Tukang Bubur Naik Haji" yang mirip dengan orang-orang di sekitar kita," lanjut Ucik.

Dengan demikian, kata Ucik, cerita yang wajar membuat sinetron ini berhasil mengalahkan sinetron stripping lainnya.

"Cerita sinetron itu harus wajar. Jangan mengada-ngada. Ceritanya harus masuk akal. Cerita yang dekat dengan kehidupan penonton, pasti disukai," jelas H. Ucik.

Sumber: tabloidbintang.com


Tuesday, March 12, 2013

Profil dan Biodata Andi Arsyil Rahman pemeran sinetron Tukang Bubur Naik Haji

 

Andi Arsyil Rahman Putra (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 15 September 1987; umur 25 tahun) adalah seorang aktor Indonesia. Arsyil adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, putra pasangan Prof.Dr.Ir.H.Andi Rahman Mappangaja M.S dan Ir.Yusnidar Yusuf. Kariernya di dunia entertainment sebenarnya telah ia mulai sejak ia bermain dalam sinetron "Ngaca Dong!" bersama Catherine Wilson dan menjadi model video klip artis-artis lokal di Makassar.

Akan tetapi, sosoknya mulai dikenal masyarakat luas setelah ia berhasil lolos audisi dan memerankan dengan baik, tokoh Furqon dalam film Ketika Cinta Bertasbih yang kisahnya diangkat dari novel best-seller (dengan judul yang sama) karya Habiburrahman El-Shirazy. Ketika itu, Arsyil hanya memiliki bekal dalam bidang modeling dan tidak pernah mengikuti teater.

Arsyil, dengan manajemen waktu yang baik, berhasil menempuh pendidikan S1-nya di 3 perguruan tinggi sekaligus, yaitu fakultas MIPA jurusan Fisika/Program Studi Geofisika, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Ekonomi (lulus 2010), dan Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika (lulus 2010). Saat ini, Arsyil sedang melanjutkan studinya ke jenjang Master (S2).

Prinsip hidupnya yang sederhana, ditambah karakter kuatnya sebagai pembelajar yang pantang menyerah dengan dilandasi kekukuhan spiritualitas membuatnya meraih banyak prestasi di umurnya yang terbilang muda. Arsyil sering mendapatkan predikat juara kelas dan meraih beasiswa atau prestasi di berbagai lomba. Di antaranya juara III Lomba Fisika "The Most Creative Student Award" dan peserta Olimpiade Fisika kota Makassar. Ia juga pernah menjadi siswa berprestasi, Duta pariwisata kota Makassar (2007), Duta Kawasaki (2007), ikon salah satu mall di Makassar, dan berbagai macam prestasi di bidang pendidikan dan entertainment. Ia pun pernah dinobatkan sebagai salah satu Tokoh Berkepribadian Pembangunan (TBP) 2011 dan Duta "International Youth Forum On Climate Change" (IYFCC) pada tahun yang sama.

Dengan motto hidupnya : " Tulislah apa yang engkau baca dan bacalah apa yang engkau tulis. Berbagilah sebanyak mungkin dan pertanggungjawabkanlah kehidupan ini" , kini Arsyil berhasil berkarya dalam dunia kepenulisan dengan mengeluarkan 2 buku motivasi mengenai kehidupan.

Buku pertamanya "Life is Miracle" (Menangkap Pesan Luar Biasa dari Setiap Keping Kejadian) terbit pada Oktober 2010 dan merupakan karya bersamanya dengan dua penulis lain, yaitu Anneke Putri dan Ahmad Faris. Buku ini membahas tentang kehidupan manusia dan bagaimana kita memandang setiap keping kejadian dalam kehidupan sebagai suatu proses dan hikmah. Buku terbitan Ufuk Publishing House ini memuat 45 kisah inspiratif. Dimana masing-masing kisahnya mengandung kekuatan motivasi untuk seseorang berbuat lebih baik dan bepikir positif. Buku ini mengajak setiap pembacanya memandang setiap untaian peristiwa melalui kacamata pembelajaran.

Sukses mendapat tempat di hati pembacanya, Arsyil kemudian melahirkan buku keduanya yang berjudul "EURECLE!" (Anda dan Setiap Manusia Adalah KEAJAIBAN). Buku inspiratifnya ini baru saja launching 10 Juli 2011 lalu di acara Jakarta Book Fair, Istora Senayan. Yang berbeda dari karyanya kali ini adalah ia menulis sendiri dan dengan memakan proses yang cukup panjang, yaitu selama dua tahun lebih. Buku EURECLE ini menjadi manis dan menarik dibaca karena adanya racikan sains, filosofi, kaidah kehidupan, dan nilai-nilai Ketuhanan yang begitu terasa dan bercampur menjadi satu dengan pemaparan yang dikemas begitu ringan namun bermakna. Eurecle telah berhasil memancangkan dengan kuat konsep bahwa setiap manusia memiliki keajaibannya masing-masing. Menurutnya setiap manusia memiliki (to have) kemampuan untuk menjadi (to be).

Arsyil terakhir bekerja sebagai Leader Personal Representative di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Sekarang, selain di dunia entertainment, kesibukan yang ia jalani adalah mengembangkan berbagai bisnis, menjadi consultant salah satu perusahaan swasta, pembicara, dan narasumber di berbagai acara, baik di bidang pendidikan, pengembangan diri, maupun manajemen. Ia juga sering mengisi pengajian di beberapa lembaga pemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah dan swasta.
Hobi pengagum Albert Einstein ini bermacam-macam, mulai dari membaca, traveling, olahraga, bermain musik, berbisnis, berdiskusi, dan menulis. Terbukti dari beberapa hobinya tersebut kini mendatangkan manfaat bagi orang lain.

Arsyil juga pernah merambah dunia tarik suara dengan menjadi salah satu penyanyi soundtrack film religi karya Habiburrahman El-Shirazy "Dalam Mihrab Cinta." Ia berduet dengan Oki Setiana Dewi (pemeran Anna dalam film Ketika Cinta Bertasbih) menyanyikan lagu "Karena Hati Bicara."
Temukan fanspage "Andi Arsyil Rahman Putra" dalam media sosial Facebook dan akun @arsyilrahman di jejaring sosial Twitter untuk bersahabat dan mengenal sosok Andi Arsyil lebih dekat.

Sumber: Wikipedia 

Mengenal H Muhidin Pemeran Sinetron Tukang Bubur Naik Haji



Siapakah pemeran Haji Muhidin ini? Bagaimana dia bisa membuat tokoh naskah ini bisa sangat hidup? Dan bagaimana pula dia menghadapi cacian dan ketaksukaan pencinta sinetron ini?

Sabtu (9/2) sore lalu, kami sempat ngobrol dengan si pemeran tokoh Haji Muhidin ini di sebuah rumah warga, yang dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini dijadikan rumah Haji Muhidin, di JI. Mandiri, Cibubur. Kami ngobrol santai di ruangan tamu pada sela-sela waktu jeda.

Sore itu, Latief terlihat bersemangat. Padahal hari sudah sore dan ia sudah menjalani syuting beberapa scene sejak siang tadi. Bahkan bolak-balik ke lokasi tim 1 dengan sepeda motor. Sekadar informasi, ada 4 tim yang menggarap sinetron ini. Scene dalam rumah ini dan sekitarnya, termasuk di lapangan voli yang terletak di pinggir Jl. Mandiri, digarap oleh tim 2.

Latief tersenyum ketika diminta fotografer kami bergaya di depan kamera. "Gaya bagaimana ini?" tanyanya sambil tersenyum. la tidak tahu harus bergaya bagaimana didepan kamera fotografer. "Berdiri saja, ya," pintanya sambil tersenyum dan menarik ujung baju koko cokelat bermotif batiknya. Lalu ia dijepret beberapa kali. Kemudian duduk di atas sofa berwarna hijau lumut. Di situ juga ia dijepret beberapa kali.

Setelah dijepret beberapa kali, ia menoleh dan tersenyum kepada kami. "Maaf, ya. Tadi memang tidak bisa karena lagi padat," katanya sambil tersenyum. Sebelumnya, di depan teras, kami memang sempat mendekatinya. Saat itu, ia sedang asyik membolak-balik lembaran naskah.

Di ruangan tamu itu, Latief membuka sedikit tentang perjalanan kariernya. la bercerita penuh semangat. Tertawanya pun lepas. Tidak jutek dan sinis seperti karakter yang diperankannya di dalam sinetron. Wajahnya justru terlihat segar dan sumringah. Apa adanya. "Kelihatan masih segar, ya? Karena saya minum air putih yang banyak, tidak merokok, dan tidak minum alkohol," katanya.

Latief lahir di Binjai, Sumatera Utara, 10 Mei 1942. Jauh sebelum bermain dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini, ia sudah bermain dalam beberapa film. Waktu itu sebagai pemain figuran. "Tapi orang tua tidak setuju," katanya. Alasan ayahnya waktu itu, masa depan orang yang bermain film tidak terjamin.

Orang tuanya memang tidak setuju. Tapi keinginannya untuk terjun ke dunia film tidak bisa ditahannya. Akhirnya ia memutuskan untuk lari dari rumah. la minggat ke rumah omnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Omnya adalah anggota Brimob.

Pada suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan di pelabuhan, ia melihat ada pengumuman penerimaan anggota baru kesatuan patroli pantai dan laut. Dengan ijazah SMP, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi pengawas laut dan pantai. Waktu itu, ia belum tamat SMA. "Waktu itu, saya kesal karena cita-cita saya terhambat. Akhirnya ikut pasukan. Waktu itu lagi konfrontasi dengan Malaysia," ceritanya.

Pada waktu itu, ia sangat pesimis. Pesimis karena menjadi seorang pengawas laut dan pantai bukanlah cita-citanya. la hanya mau menjadi seorang aktor. Dengan demikian, tak jadi masalah kalau ia ikut berperang dan gugur di medan perang. "Kalau pergi perang dan mati, mati sajalah," katanya.

Ketika menjadi anggota pengawas laut dan pantai inilah, Latief berkenalan dengan Lailawaty Hasibuan, seorang perempuan cantik kelahiran Riau, 23 September 1950. Mereka bertemu pada tahun 1968. Mereka menikah pada 14 April 1968 di Dumai, Riau.

Setelah menikah, mereka tinggal di rumah orang tua Lely, demikian panggilan istrinya. Cukup lama mereka tinggal di situ. Setelah itu, ia dan Lely hidup berpindah-pindah di beberapa daerah di Sumatera. Ke mana ia ditugaskan, ke situ Lely pergi bersamanya. "Kami lama hidup berpindah-pindah," ujarnya.

Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai enam orang anak perempuan. la dan Lely mendidik anak-anak mereka dengan disiplin yang tinggi. "Saya selalu tekankan pentingnya disiplin waktu. Itu harus betul-betul dijaga. Kalau tidak, celaka," ungkapnya.

Kalau salah satu anaknya melanggar disiplin waktu itu, ceritanya, ia akan mengumpulkan semua anaknya. "Pulang dari kantor, saya langsung cek anak-anak sudah tidur atau belum. Kalau ada yang belum ada, saya langsung kumpulin semua dan kasih tahu mereka bahwa waktu itu penting," terangnya sambil tersenyum dan membuka kopiah putihnya.

Dari 6 anak itu, 2 di antaranya sudah meninggal dunia. Yang pertama dan yang ketiga. Kini, keempat anaknya itu, Julianti, Sri Maharani, Indah Sari, dan Amelia Ekawati (Pemeran Ulah), sudah menikah. "Saya sudah punya 7 orang cucu," katanya sambil tertawa.

Bersambung...
GENIE, Edisi 27, 15-21 Februari 2013



Sumber: facebook.com/TBNH.Theseries


Thursday, March 7, 2013

Profil & Biodata Citra Kirana (Rumana) Pemeran Sinetron Tukang Bubur Naik Haji

Foto dan Biodata Citra Kirana ( Rumana ) Tukang Bubur Naik Haji. Pada kesempatan kali ini catatan pelajar kreatif akan berbagi Foto dan Biodata Citra Kirana ( Rumana ) Tukang Bubur Naik HajiCitra Kirana atau yang sekarang ini lebih dikenal dengan rumana dalam sinetron tukang bubur naik haji.

Artis yang mempunyai tinggi 171 ini memang terlihat cantik apalagi dengan balutan kerudung yang setiap kali menghiasi dalam sinetron tukang bubur naik haji. Berikut ini adalah biodata lengkap dari Citra Kirana.
  • Nama     : Citra Kirana
  • Lahir       : Bogor, 23 April 1994
  • Tinggi     : 171 cm
  • Berat      : 55 kg
  • Sinetron : Janji Cinta, Nikita, Safa dan Marwah, Tukang Bubur Naik Haji
Sumber: fajarindra.web.id 

Friday, March 1, 2013

Siapakah Mbah Roso sebenarnya di Sinetron Tukang Bubur Naik Haji


Seperti halnya ngadimin yang tertipu oleh oknum Biro Haji gadungan saat ingin menunaikan haji, Suroso (diperankan oleh Toro Margens) sebenarnya adalah orang yang juga depresi karena menjadi korban penipuan.

Awalnya, dia nyalon bupati dg banyak menghabiskan harta kekayaannya untuk kampanye, tapi kemudian dia ditipu justru oleh ketua tim suksesnya. Uangnya dibawa kabur, juga isterinya yg cantik.
Karena begitu frustrasi dan kesal akhirnya dia stress dan masuk RSJ. Tapi dia sering ngabur kemana-mana, dan karena obsesinya itu dia merasa dirinya seorang bupati.

Karena sudah beberapa kali mencoba dan ada kecenderungan ingin bunuh diri jika dirumah, maka keluarganya menjadi khawatir dan lebih memilih membiarkan Suroso Kimpling berkelana, kemudian keluarga menugaskan Laksmi (diperankan Nadia Almira), puterinya untuk mengawasi.