Thursday, July 18, 2013

Banyak Fans Yang Protes Citra Kirana Tak Memakai Jilbab Di kehidupan Asli


CITRA  Kirana sangat gembira atas pencapaian sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series (TBNH) yang telah mencapai episode ke-700.

Artis yang akrab disapa Ciki itu banyak mendapatkan sanjungan atas kesuksesannya memerankan peran Rumana di serial TBNH.

Berkat sinetron itu pulalah membawa Ciki melenggang menjadi aktris terfavorit di ajang Panasonic Award 2013, sebuah ajang bergengsi di industri pertelevisian Tanah Air.

Lalu apa yang dirasakan Ciki, apakah dia merasa terbebani?
"Beban sih enggak, aku selalu memberi yang terbaik, aku masih belajar, dibantu sama sutradara, kru, pemain, itu yang bikin aku yakin, kalau ada sesuatu yang kurang tolong kasih masukan," kata Ciki saat ditemui di lokasi syuting TBNH di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (5/7).

Berkat tokoh Rumana yang begitu kuat menancap dalam dirinya, Ciki  kerap mendapatkan kritik dari para fans TBNH.

Ciki sering disandingkan dengan sosok Rumana seorang muslimah yang mengenakan jilbab, sementara dalam kehidupan aslinya belum berhijab.

"Banyak yang nanya, karena kalau aku di sinetron kan pakai jilbab tapi di luar belum. Ada yang pernah negor, kok gak pake jilbab sih," kisahnya.

Aktris kelahiran Bogor, 23 April 1994 itu pun cukup memaklumi pertanyaan fansnya.
"Aku pribadi sehari-hari masih belajar, di sini banyak dapat pelajaran, bisa mengerti hadist-hadist, Al Qur'an, membawa dampak positif," terangnya.

Sumber: http://www.tabloidbintang.com/berita/polah/69896-banyak-fans-yang-protes-citra-kirana-tak-memakai-jilbab-di-kehidupan-asli.html

Kala Andi Arsyil Jenuh Dengan Rutinitas Syuting "Tukang Bubur Naik Haji The Series"


SEJAK pertama kali ditayangkan 2012 lalu, sinetron "Tukang Bubur Naik Haji The Series" (TBNH) selalu bertengger di posisi puncak.

Sinetron yang ditayangkan di RCTI itu pun saat ini telah melalui masa tayang lebih dari 700 episode.
Andi Arsyil, pemeran Robby di TBNH merasa bangga atas pencapaian prestasi tersebut. Tak sia-sia pengorbanannya menjalani syuting stripping setiap hari demi menghidupkan karakter yang dibawakannya.
Meski bahagia, namun aktor berusia 26 tahun itu juga tak bisa melepaskan rasa bosan. Di sela-sela padatnya agenda syuting, terkadang dia merasa perasaan jenuh dengan rutinitas hariannya.

"Itu manusiawi, mungkin ada rasa jenuh seperti itu. Dengan aktivitas yang padat, tiap hari  di sini," kata Andi kepada Bintang Online saat berbincang di lokasi syuting TBNH di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

Namun hal itu bukan masalah bagi Andi. Selalu ada hal-hal mujarab yang dapat mengobati rasa jenuhnya.
Rasa kekeluargaan yang telah tumbuh diantara para kru dan pemain TBNH, dan kesuksesan TBNH mendapat tempat di hati pemirsa televisi menjadi obat jenuh.

"Ya bersyukur karena kita berkarya diapresiasi masyarakat dan menjadi alternatif hiburan nomor satu. Itu salah satu penghilang rasa jenuh," tuturnya.

Sumber: http://www.tabloidbintang.com/berita/gosip/70104-kala-andi-arsyil-jenuh-dengan-rutinitas-syuting-tukang-bubur-naik-haji-the-series.html

Mat Solar Akan Kembali di "Tukang Bubur Naik Haji The Series"?


NANI Wijaya dan Uci Bing Slamet dihadirkan kembali di serial drama religi Tukang Bubur Naik Haji The Series (TBNH).
Lalu muncul pertanyaan yang apakah nantinya Mat Solar yang awalnya menjadi tokoh utama dalam sinetron produksi SinemArt itu juga akan dihadirkan kembali?
Seperti diketahui kesuksesan sinetron TBNH merembet pada arus hilir mudiknya para pemain yang terlibat.
Banyak deretan tokoh baru yang diperankan oleh aktor dan aktris baru, seperti Nova Soraya, Ben Kasyafani, Ali Syakieb, Lenny Charlote, Hamka Siregar, Asri Welas, Dina Lorenza, Torro Margen dan sejumlah pemain baru lainnya.
Pemain lama seperti Mat Solar, Nani Wijaya, dan Uci Bing Slamet pun seolah raib satu per satu.
Setelah lama menghilang Nani dan Uci pun akhirnya kembali dihadirkan dengan setting yang disesuaikan dengan kondisi cerita.
Namun apakah Mat Solar akan bernasib sama?
Ketika ditemui di lokasi syuting TBNH di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Bintang Online berhasil mewawancarai salah satu kru pemegang peranan penting di TBNH.
Imam Tantowi, sineas senior yang menjadi penulis skenario dan ide cerita TBNH mengakui bahwa tidak menutup kemungkinan Mat Solar akan dihadirkan kembali di serial drama yang ditayangkan oleh RCTI tersebut.
"Tidak menutup kemungkinan segala sesuatu bisa saja terjadi (Mat Solar akan kembali), makanya di situ kan diceritakan kalau Haji Sulam sedang mengembangkan bisnisnya di Arab dan sewaktu-waktu bisa saja pulang," ujar Imam kepada Bintang Online, Jumat (5/7).
Seperti dikatakan Imam, kontrak Mat Solar memang sudah berakhir di TBNH dan ia tidak memperpanjang kontraknya seperti halnya pemain yang lain.
Imam pun sudah lama tak berkomunikasi dengan pemain yang mencapai p;uncak karir lewat sitkom "Bajaj Bajuri" itu.
Namun ditengarai Imam, Mat Solar saat ini tengah disibukkan dengan berbagai kegiatan bisnisnya.
"Dia sedang sibuk dengan bisnisnya," terang Imam.

Sumber: http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/69874-mat-solar-akan-kembali-di-tukang-bubur-naik-haji-the-series.html

Tayang Durasi 4,5 Jam, BAGAIMANA PERFORMA Sinetron Tukang Bubur Naik Haji?

PECINTA sinetron tentu menyadari RCTI kerap menayangkan sinetron berating tinggi dengan durasi panjang.
Dua tahun lalu ketika memuncaki rating, Putri Yang Ditukar (PYD) kerap tayang selama tiga jam setiap harinya. Alih-alih bosan, TVR dan share PYD kian naik dengan durasi layaknya film Bollywood, dan bertahan 676 episode.

Tahun lalu, strategi serupa diterapkan pada Binar Bening Berlian (BBB). Durasinya malah lebih panjang, sekali tayang mencapai empat jam. Berbeda dengan PYD, performa BBB justru turun dengan durasi overdosis. Alhasil, BBB berakhir di episode 143.

Kini strategi serupa diterapkan pada Tukang Bubur Naik Haji: The Series (TBNH). Sejak Jumat, 12 Juli kemarin, TBNH diplot tayang 4,5 jam setiap harinya (kecuali Sabtu dan Minggu, 13-14 Juli, karena ada live pertandingan bola—red). Bagaimana performanya?

Tetap di puncak.

Hari Jumat (12/7), TBNH menempati peringkat 1 dengan TVR 5 dan share 21,8. Sementara Senin (15/7), TBNH masih jadi jawara dengan TVR 5,7 dan share 23,3.

Tentu tidak mudah membuat tayangan berdurasi 4,5 jam, untuk tayang harian. Penulis, sutradara, dan pemain, tentu harus bekerja ekstra keras untuk memenuhi durasi. Cukup beresiko memang, karena RCTI saat ini hanya mengandalkan satu judul sinetron di primetime. Sinetron Berkah sudah ditamatkan di hari kedua Ramadhan, sementara Cinta Illahi yang sempat mengisi slot 18.00-19.45 WIB, tiba-tiba dihentikan dan belum jelas kelanjutannya.

Pecinta TBNH tentu enjoy saja sinetron favoritnya tayang panjang. Ditinggal berbuka puasa atau shalat Tarawih pun masih bisa nonton. Namun bagi penggemar sinetron Cinta Illahi, tentu kecewa dan bingung sinetron favoritnya tidak tayang.

Sebenarnya rating Cinta Illahi tidak terlalu buruk, masih 15 besar. Namun ketika tayang pukul 18.00 WIB, Cinta Illahi tertinggal cukup jauh dari Para Pencari Tuhan jilid 7 (PPT 7, SCTV). Begitu TBNH tayang mulai 18.00 WIB, rerun PPT7 pun harus rela menjadi acara nomor dua di jam tayangnya. The power of TBNH memang belum tertandingi.

(ray/yb)
Source : Tabloid Bintang

http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/70357-tayang-durasi-4,5-jam,-bagaimana-performa-tukang-bubur-naik-haji.html

Citra Kirana (Pemeran Rumana di Sinetron Tukang Bubur Naik Haji) : "JALANI PUASA DI TANAH SUCI"




KEINGINAN Citra Kirana mengunjungi Tanah Suci akhirnya terwujud. Rabu (10/7) lalu dia berangkat umroh bersama 8 anggota keluarga.

"Doain yah semoga di sana semuanya berjalan dengan lancar. Ini pertama kali aku umroh," katanya saat ditemui di lokasi syuting sinetron Tukang Bubur Naik Haji di Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (5/7) sore.

Ciki, panggilan Citra Kirana mengatakan, keinginannya pergi umroh sudah ada sejak setahun yang lalu. Dia terpaksa menunda lantaran sibuk syuting sinetron. Tukang Bubur Naik Haji (TBNH).

Ciki menuturkan, dia memang ingin membahagiakan keluarganya. Caranya dengan umroh bareng.

Ciki menuturkan, dia akan menjalankan ibadah puasa bulan Ra­madan di Tanah Suci. Tak ada persiapan khusus yang dilakukan Ciki untuk menjalankan rukun Islam ke 4 tersebut di Tanah Suci.

"Persiapannya biasa saja kok. Nggak ada makanan khusus juga yang dibawa. Semoga di sana bisa cocok sama makanannya," pungkasnya.

(NYATA, Edisi 2193, III Juli 2013)


Tuesday, July 9, 2013

Tembus 700 Episode, Citra Kirana dan Andi Arsyil Betah Main di "Tukang Bubur Naik Haji The Series"





SINETRON Tukang Bubur Naik Haji The Series (TBNH) baru saja merayakan keberhasilannya menjadi sinetron terpanjang kedua produksi Sinemart.
TBNH yang tayang stripping di RCTI sukses menembus 700 episode. Para pemain dan sejumlah kru yang terlibat mengungkapkan suka citanya atas pencapaian besar tersebut.

Tak terkecuali dengan Citra Kirana dan Andi Arsyil, pemeran Rumana dan Robby yang menjadi center dari kisah cerita TBNH.

Saat ditemui di lokasi syuting TBNH yang berada di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Ciki dan Andi kompak melayangkan ungkapan kebahagiaan mereka. Pasangan suami-istri di TBNH itu merasa bahagia karena penonton masih setia menggemari sinetron yang mereka mainkan.

"Luar biasa banget, berkah buat aku sampai sekarang kita bisa lebih dari 700 episode, seneng banget. Penonton juga masih suka, apalagi sekarang udah 700 episode," ujar Ciki kepada wartawan, Jumat (5/7).

Demikian pula dengan Andi, dirinya merasa sangat betah berada di TBNH. Suasana kekeluargaan yang begitu erat membuatnya enggan beralih ke judul sinetron lain.

Meski harus melakukan rutinitas syuting setiap hari namun baginya tak masalah. Banyak pelajaran dan pengalaman yang ia ambil selama di TBNH.

"Lebih banyak suka daripada dukanya. Punya keluarga baru, suka jalan sama temen-temen di sini, ya apalagi sekarang udah 700 episode. Apalagi di sekenario itu banyak sekali ilmu yang bisa kita ambil, bagaimana konflik keluarga, bagaimana memperlakukan istri-anak kita belajar dari skenario itu," paparnya.

(nana/ade)
Source : Tabloid Bintang

http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/69868-tembus-700-episode,-citra-kirana-dan-andi-arsyil-betah-main-di-tukang-bubur-naik-haji-the-series.html

 

Tuesday, July 2, 2013

Ust, H. Zakaria (El Manik) di Sinetron Tukang Bubur Naik Haji

 




El Manik bernama asli Iman Emmanuel, lahir di Bahorok, Sumatera Utara, 17 November 1949, Selama hampir 35 tahun berkarya, lebih dari 30 judul film telah dibintanginya.

Dalam TBNH, Ia didapuk menjadi seorang Ustadz yang sangat bijak, sering memberikan ceramah dan begitu fasih melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an maupun Hadist.
Tapi apakah kalian tahu bahwa sebenarnya El Manik itu adalah seorang Mualaf?

El Manik mengaku mendapat hidayah untuk memeluk Islam ketika bermain dalam film karya Asrul Sani, “Titian Serambut Dibelah Tujuh” yang beredar di bioskop sekitar tahun 1982.
El Manik yang saat itu masih non Muslim, di dapuk menjadi pemeran utama, seorang ustadz muda yang dalam salah satu adegan harus membaca ayat kursi.


Sumber: https://www.facebook.com/TBNH.theseries

Monday, July 1, 2013

Mat Solar Absen 'Tukang Bubur Naik Haji' Karena Daftar Caleg

Karakter utama sinetron "Tukang Bubur Naik Haji" di RCTI, Haji Sulam, sudah lama tidak muncul. Kemanakah pemeran utamanya, Mat Solar, pergi?

Mat Solar ternyata tengah mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif (Caleg) untuk Pemilu mendatang dengan mengendarai Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP, Romahurmuziy.

"Ada banyak artis yang mencalegkan dirinya di PPP. Salah satunya Mat Solar," kata Romahurmuziy di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4). Selain Mat Solar, artis lain yang ikut mendaftarkan diri ke PPP adalah Doni Damara, , , Oki Asokawati, dan Fitria Elvi Sukaesih.

"Mereka semua sudah punya dapilnya masing-masing dan kita sudah melakukan check sound bagaimana respon masyarakat," terangnya. Romahurmuziy menjelaskan bahwa artis-artis tersebut diakui memiliki elektabilitas yang tinggi sehingga bisa meningkatkan suara partai.

"Yah memang (elektabilitas), seperti Angel Lelga kita lihat dia memiliki elektabilitas," pungkasnya.

Sumber: http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00033883.html

Saturday, June 22, 2013

Mega (Pemeran Atika di Sinetron Tukang /bubur Naik Haji): INGIN PERAN USTAZAH

Daya tarik sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) salah satunya ada pada tokoh Atikah yang diperankan oleh fi-nalis Putri Indonesia 2001 ini. Lantas, se-lebay apakah Mega Aulia?

Ketika ditawari peran Atikah, Mega Aulia (30) tak punya bpretensi sinetron TBNH bakal meledak. Bahkan saat di-casting rumah produksi Sinemart, Mega belum tahu akan bermain di sinetron apa. "Casting-nya biasa saja. Disuruh akting dan mengisi biodata, dua minggu kemudian dipanggil," kata Mega yang baru pertama kali bekerja sama dengan Sinemart.

Sodoran tokoh Atikah sebagai janda kembang centil dan ganjen pun diterima Mega dengan senang hati. Menurut Mega, tawaran peran itu pasti sudah melalui perhitungan dan sesuai potensinya. Menjadi wanita ganjen dan centil, buat Mega bukan persoalan sulit. "Sebelumnya peranku beragam banget. Aku per-nah main di sinetron laga, misteri, tema dangdut, hingga legenda. Se-ringnya, sih, dapat peran antagonis. Jahat, nyebelin, dan jutek (judes)," tutur Mega. "Observasi untuk wani-ta ganjen gampang, banyak ada di lingkungan kita."

Menjadi Atikah yang suka pada lelaki berduit juga tak jadi masalah buat Mega. Toh menurutnya, setiap wanita pasti ada sisi materialistisnya. "Tinggal digali dan dikeluarkan saja biar kelihatan. Dibantu gesture saja. Kata orang, sih, aku dapat banget jadi Atikah," lanjut wani­ta yang parasnya mirip pedangdut lis Dahlia ini.

Bukti keberhasilan akting Mega, khalayak lebih mengenal dan menyapanya sebagai Atikah dibanding namanya sendiri. "Ada yang bilang, 'Lha, di teve ganjen banget, kok, di sini diem aja'. Namanya juga akting. Ada juga yang bilang, 'Atikah warisannya udah cair belom? Bagi dong!' Ha ha ha," ujar Mega yang mengaku aslinya memang agak judes. "Mega judes kalau ada yang galak. Demi harga diri, Mega akan melawan kalau dimarahi. Misalnya, Mega telat (ke lokasi syuting) lalu dimara­hi, kalau kesalahannya bukan ada di Mega, ya, Mega akan balas marah. Tapi kalau sebaliknya, ya, Mega minta maaf, dong."

Istilah Trademark

Sejauh ini, Mega melihat penonton TBNH tak ada yang membenci peran Atikah, malah cenderung menyukai. Sebab, walaupun tokoh itu menyebalkan, penonton lebih meli­hat sisi komedinya. "Soalnya Atikah bukan antagonis yang kejam, tapi lucu dan lebay," kata Mega yang kerap terbawa ke-lebay-an Atikah di kehidupannya. "Kadang teman bi­lang, aku Atikah banget saat sedang lebay. Ha ha ha."

Untuk menjadi wanita lebay, Mega punya istilah yang diciptakan sendiri dan kemudian menjadi tra­demark Atikah. Seperti, "Helloow", Whaaat", dan "Ayang Papi". "Tadinya 'Ayang Papi' merupakan improvisasi yang dibuat sendiri, tapi lama-lama di skenario ditulis juga," ujar Mega yang sudah bermain lebih dari 600 episode TBNH.

Atas keberhasilan sinetron ini, Mega lantas dikontrak eksklusif oleh Sinemart. "Sebetulnya ada yang menawari aku jadi presenter, tapi enggak bisa. Takut mengganggu jadwalku di TBNH. Aku syuting di sini hampir setiap hari."

Selama syuting TBNH, Mega mengaku ada adegan berkesan saat Atikah melahirkan anak keduanya. Adegan itu dilakukan di area perkemahan Cibubur, di dalam mobil, malam hari, dan hujan. "Capek ba­nget dan seru. Aku harus ngeden, teriak, dan nangis. Adegan melahirkannya dari jam 22.00 sampai menjelang subuh. Badan juga jadi ba-sah, karena hujannya pakai selang dari mobil pemadam kebakaran," ceritanya.

Walaupun belum memiliki anak, adegan itu dilakoni Mega layaknya hal nyata. "Aku suka, banyak yang memuji scene itu dan ada yang ikut menangis menontonnya," imbuh Mega yang mengaku tak pernah jenuh menjadi Atikah. la pernah beberapa hari libur syuting, namun Mega justru rindu suasana dan candaan di lokasi syuting.

Tolak Tampil Vulgar

Karier wanita kelahiran Banten 9 November 1983 ini berawal dari pemilihan Putri Indonesia 2001. la wakil dari Provinsi Banten. Saat mengikuti ajang itu, Mega masih berusia 18 tahun. la berhasil masuk 10 besar, namun kala itu pemenangnya Angelina Sondakh.

Setelah itu Mega langsung mendapat tawaran sinetron dari rumah produksi Diwangkara. Sinetron perdananya, Opera SMU, dan Mega mendapat lawan main Tamara Bleszynski. "Aku ceritanya jadi teman Ta­mara. Wah, akting pertama gugup banget, apalagi berhadapan de­ngan nama besar Tamara," ungkap-nya. Untunglah, Tamara mau membantu mengarahkan Mega. "Mbak Tamara baik banget. Aku sangat terkesan. Hingga sekarang kami masih berhubungan," tutur Mega.

Mega kecil sebetulnya bercita-cita menjadi penyanyi. la dulu aktif di paduan suara sekolah dan sering tampil di acara-acara ulang tahun. "Dulu, waktu aku TK sampai SD, sering diundang ke acara ulang tahun, padahal aku enggak kenal yang ulang tahunnya. Di acara itu aku cuma disuruh menyanyi dan di-beri hadiah. Tapi aku senang," kata Mega yang kini justru tak pede dengan suaranya.

"Tambah besar, suaraku tambah hancur. Enggak terpikir lagi, deh jadi penyanyi. Kata temen, jangankan menyanyi, ngomong saja sember," sebut Mega yang belum lama ini juga pernah ditawari menyanyi, namun terpaksa ditampiknya.

Akting, bagi Mega, adalah hobi dan pekerjaan yang menyenangkan. Setiap peran ingin dicobanya asalkan tak vulgar atau beradegan merokok. Setelah sekitar 10 tahun" berkecimpung di dunia peran dan mencoba berbagai karakter, Mega mengaku tertarik berperan menjadi ustazah. "Who knows? Aku ngincer banget peran itu," kata Mega yang lulusan pesantren ini. "Di setiap adegan mengaji, aku melakukannya dengan real," sambung Mega yang punya keinginan membuka usaha salon dan butik.

Bicara tentang pribadi, Mega mengaku sudah menikah, tapi enggan mengungkap jati diri sang suami. "Suami tak suka dipublikasi. Dia pengusaha di bidang otomotif dan pembalap," jawab Mega. Suami pun mendukung karier Mega. "Dia maklum dengan waktuku yang banyak tersita di lokasi syuting. Sama seperti aku, dia juga sering pulang malam dan sampai rumah kami su­dah capek. Kami sama-sama worka­holic," tutup Mega.

(NOVA, Edisi 1321, 17-23 Juni 2013)

Tuesday, June 4, 2013

Andi Arsyil (Pemeran Sinetron Tukang Bubur Naik Haji) - "KADANG-KADANG MALU JUGA...!"

Barangkali sedikit jumlahnya artis yang punya dua gelar sarjana Strata 1 - Sarjana Ekonomi dan Tehnik - yang disandangnya. Andi Arsyil Rahman Putra, 26 th, salah satunya. Pemeran Robby di sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, memang bukan orang baru di dunia sinetron. Sejak sinetron pertamanya Ngaca Dong, kariernya di dunia acting terus berlanjut.

Dua film layar lebar [Ketika Cinta Bertasbih dan Ketika Cinta Bertasbih -2 (2009) telah dibintangi. Sementara di sinetron dia juga telah membintangi beberapa judul, di antaranya : Ketika Cinta Bertasbih Spesial Ramadhan, Ketika Cinta Bertasbih Meraih Ridho Illahi, Dari Sujud ke Sujud dan Tukang Bubur Naik Haji The Series.

Diakui atau tidak, perannya sebagai Robby di Tukang Bubur Naik Haji The Series-Iah, sosok Andi Arsyil jadi pembicaraan. Anak kelima dari tujuh bersaudara, putra pasangan Prof.Dr.Ir.H. Andi Rahman Mappangaja M.S dan Ir.Yusnidar Yusuf ini, kini jadi idaman kaum hawa. Itulah perubahan yang terjadi setelah sukses memerankan Robby itu.

"Mereka sekarang panggil-panggil : Robi, Robi. Yang dulu manggil Andi, sekarang.... Kenalnya Robi. Ya, seru aja. Artinya, dikenal orang kan satu kenikmatan juga. Menyambung silaturahmi, gitu kan ?. Selain itu, terkadang ada dari mereka itu yang minta foto bersama. Kadang-kadang malu juga diliatin banyak orang, tapi ya sudahlah. Bikin orang seneng kan ibadah," tutur Andi, yang masih sempat pergi ke mall dan nonton bersama teman-temannya.

"Aku memang hobbi nonton. Buat aku, banyak nonton adalah sebuah keharusan. Ini penting dan peru, untuk menambah wawasan. Karena bagi saya, seorang actor yang baik adalah seorang penonton yang baik.," kata Andi.

Tapi Andi mengaku menyempatkan diri menulis buku. Setiap tahun dia menulis satu buku. Sekarang ini sudah ada 3 buku, diantaranya "Life is Miracle" (2010), "Eurecle !" (2011) - se-muanya bertema The Way of Live.

Sukses sebagai pengusaha, menimba ilmu, penulis buku, motivator dan bintang sirtetron,namun dia tidak lantas jumawa atau sombong, "Bapak dan Ibu saya kalau bicara, selalu mengingatkan saya untuk bersikap sederhana dan jangan berlebihan. Selain itu, kita harus pinter menahan diri. Rasulullah mengatakan, bahwa musuh yang sebenarnya adalah bukan orang lain, tapi dirimu sendiri. Yaitu nafsu," urai Andi, yang merasa senang bisa menghibur masyarakat lewat perannya di sinetron.

Mengenai gosipnya dengan Citra Kirana, Andi hanya senyum-senyum. "Yah., nggak apa-apa lah. Sudah resiko pekerjaan. Kan semuanya ada resiko dan konsekuensi. Di dunia entertain, ada hal yang seperti itu. Saya sih nggak terlalu ambil pusing , selama itu tidak terlalu berlebihan. Masih dalam koridor yang aman, masih wajar," pungkas Andi, yang sampai kini belum tahu, apa-kah hubungannya Citra Kirana berlanjut lebih serius. "Sampai sekarang, saya masih anggap Citra teman biasa," begitu katanya.

(Bintang Film, Edisi 21, Mei 2013)


Andi Arsyil (Pemeran Sinetron Tukang Bubur Naik Haji) - TAK ADA WAKTU UNTUK MENGELUH

Kendati tak pernah belajar akting secara formal, jalan hidup Andi Arsyil (25) menuntunnya menja-di seorang bintang. Sejak berperan sebagai Robby di sinetron Tukang Bubur Naik Haji, parasnya kian akrab di benak pemirsa teve. Ternyata, pria yang mengaku pemalu ini mengawali karier di dunia hiburan lantaran rayuan seorang teman untuk ikut lomba modelling di Makassar.

Tak pernah terbayang bila dunia hiburan kini justru menjadi ladang saya mencari rezeki. Pasalnya, saya termasuk pemalu saat harus tampil di muka umum. Apalagi di masa sekolah dulu saya termasuk siswa yang getol memburu rangking pertama. Jadi, kerjanya belajar melulu. Saya juga sering dikirim mewakili sekolah ke berbagai lomba yang berkaitan dengjn bidang akademis. Saat kelas 1 SMU, misalnya, saya ikut Olimpiade Fisika se-Makassar dan berhasil jadi juara ketiga kategori The Most Creative Student.

Di sekolah, saya pun sibuk de­ngan berbagai kegiatan dan organisasi. Selain OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), saya juga aktif di Rohis (Rohani dan Islam), berbagai ke­giatan olahraga, dan lainnya. Nah, jika sedang ada waktu luang, saya menghabiskannya dengan membaca buku. Pokoknya benar-benar kutu buku, deh! Ha ha ha..

Namun saat menginjak kelas 3 SMU, rasa bosan mulai melanda. Saya mulai ingin melakukan kegiat­an baru. Kebetulan, salah seorang sahabat senang mengikuti berba­gai ajang modelling di Makassar, la lalu mengajak saya. Mulanya saya menolak. Saya pikir, dunia enter­tainment bukan dunia saya. Tapi, kemudian saya penasaran ingin mencoba. Hasilnya, di tahun 2007 saya berhasil menjuarai lomba model­ling dan didapuk jadi duta beberapa merek. Setahun kemudian, saya meraih juara satu Pemilihan Dara dan Daeng Makassar.

Saya juga menjadi Duta Pariwisata Kota Makassar. Pernah pula saya ikut lomba di Jakarta mewakili Makassar dan meraih gelar The Best Intelegensia. Alhamdulillah, sejak mengikuti berbagai lomba itu, rasa percaya diri saya semakin kuat dan jadi lebih luwes bicara di depan banyak orang.

Kerpincut Syuting

Ingin terus berkembang di du­nia hiburan, saya kemudian meng­ikuti ajang model di sebuah majalah remaja. Dari situ, mulai banyak tawaran akting mampir kepada saya. Salah satunya sinetron Ngaca Dong yang tayang di Trans TV. Di sine­tron itu saya beradu peran dengan Catherine Wilson. Lantaran saat itu saya masih kuliah dan bekerja di kampung halaman, jadilah saya bolak-balik Jakarta-Makassar.

Kiprah saya selanjutnya yang ke­mudian melambungkan nama saya adalah saat terlibat di film layar lebar Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Un­tuk bisa bermain di film yang kisahnya diangkat dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy ini tentu bukan perkara mudah. Saat audisi saya harus bersaing dengan ribuan orang, beberapa di antaranya malah sudah terkenal.

Lucunya, saat pertama kali datang audisi, banyak yang tak percaya saya seorang muslim. Maklum mata saya, kan, terlihat sipit dan kulit saya putih, ha ha ha... Di luar dugaan, saya lolos audisi dan dipercaya berperan sebagai Furqon. Buat saya, tokoh ini istimewa karena mengalami gejolak emosi yang cukup besar dalam cerita film.

Hingga kini film layar lebar yang saya bintangi baru KCB (2009) dan KCB 2 (2009). Saya bersyukur bisa terlibat dalam karya yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Se­lain layar lebar, karier saya juga merambah ke layar kaca. Setelah rampung syuting serial televisi KCB, saya membintangi sinetron Dari Sujud ke Sujud (2011) dan Tukang Bubur Naik Haji (2012).

Menjalani syuting setiap hari seolah jadi rutinitas yang sulit dilepaskan dari hidup saya kini. Saya sangat betah dan paling suka suasana di lokasi. Kalau sudah terlalu lama tidak syuting, rasanya ada yang kurang. Mungkin hati saya sudah terpincut, ya, dengan kegiatan ini.

Beruntung, orangtua mendukung seluruh kegiatan yang saya pilih. Hanya satu pesan mereka ketika saya masuk ke dunia hiburan, yakni jangan sampai saya merusak diri. Saya harus tetap menjadi diri sendiri dan jangan mau diberi pengaruh buruk oleh lingkungan.

Motivator Muda

Selama terjun ke dunia keartisan, dunia keagamaan tak pernah saya tinggalkan. Awalnya saya rajin mengisi khotbah di masjid-masjid. Lantaran saya bukan lulusan pesantren, saya menghindari memberikan khotbah yang membahas ayat-ayat Al-Quran. Biasanya saya ambil intisari dari sebuah ayat dan memadukannya dengan hadis dan ilmu.

Eh, lama-kelamaan banyak yang mengundang saya jadi motivator. Saya kemudian mengisi seminar di berbagai sekolah hingga perusahaan. Bahkan sampai ke Taiwan, Bru­nei Darussalam, dan Malaysia. Pe-serta seminar saya pun beragam, kebanyakan usianya sudah lebih tua ketimbang saya. Bukannya menyepelekan, mereka justru sangat menghormati saya.

Kebanyakan materi yang saya sampaikan juga berasal dari pengalaman pribadi. Salah satunya, saya membuat materi berjudul Mapping Life yang berisi cara memetakan diri agar kita menjadi pribadi yang le­bih berkualitas. Dan yang namanya rezeki memang tak ke mana. Seusai memberikan materi ini ke sebuah perusahaan asuransi, saya malah ditawari jadi konsultan mereka.

Dengan semangat berbagi pula, saya tuangkan pengalaman hidup saya ke dalam buku. Hingga kini, sudah ada tiga buku yang saya lahirkan. Yang pertama, Life is Miracle (2010), buah karya perdana saya de­ngan dua penulis lain, Anneke Putri dan Ahmad Faris. Buku ini memuat 45 kisah inspiratif yang dapat memotivasi seseorang untuk berbuat lebih baik dan berpikir positif.

Buku kedua, Eurade - Anda dan Setiap Manusia adalah Keajaiban (2011) merupakah hasil karya yang saya rampungkan sendiri selama dua tahun. Dalam buku ini saya meracik sains, filosofi, kaidah kehidupan, dan nilai-nilai ketuhanan. Saya tegaskan pula, setiap manusia me-miliki keajaibannya masing-masing.

Buku ketiga, Hope - Desire, Dre­am, and Destiny (2012), saya luncurkan tahun lalu. Rencananya, setiap tahun saya memang ingin menelurkan satu buku. Mudah-mudahan karya yang lain segera menyusul.

(NOVA, 1318, 27 Mei-2 Juni 2013)


Saturday, May 11, 2013

Citra Kirana (Pemeran Rumana Sinetron Tukang Bubur Naik Haji): "Tunggu Waktu yang Tepat"


TOKOH Rumanah yang diperankannya di sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) tidak pernah lepas dari jilbab. Di kehidupan nyata, gadis kelahiran Bogor, Jawa Barat, 23 April 1994 itu tidak sepenuhnya berjilbab. Ada waktu-waktu tertentu dia mengenakannya. "Kalau datang ke acara (Islami), biasanya saya pakai," katanya di sela syuting sinetron itu di Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (3/4).

Sebenarnya, di relung hatinya yang terdalam, ada keinginan untuk menutup auratnya. Hanya saja, dia merasa masih perlu memikirkan wak­tu yang tepat untuk merealisasikannya. "Aku pasti mempersiapkan itu. Tapi aku nggak pengen (pakai jilbab) atas dorongan orang. Aku pengen karena diri sendiri," ungkapnya.

Saat ini, dia mengaku masih terus mendalami ilmu agama. Perannya sebagai Rumanah, cu-kup membantunya untuk itu. "Di sini (TBNH) aku jadi ustazah. Tapi di kehidupan nyata, aku masih belajar (agama)," tuturnya.

Bukan tidak mungkin, kemantapan hati mengenakan jilbab dirasakannya sepulangnya dari Tanah Suci. Setelah syuting TBNH ram-pung, dia ingin umrah bareng keluarga.

"Aku pengen banget mengajak keluargaku um­rah dari hasil kerjaku sendiri. Rencananya sih selesai TBNH," ujar model video klip Sang Man-tan milik Nidji itu. Baginya, kebahagiaan kelu­arga adalah yang utama. Apapun yang dilaku-kannya, demi mereka. "Aku dekat banget sama keluarga. Selalu ingat mereka," akunya.

(INDOPOS, 7 April 2013)


Profil Singkat LATIEF SITEPU, pemeran H. Muhidin dalam Sientron Tukang Bubur Naik Haji



Latief Sitepu, lahir di Binjai, Sumatera Utara, 10 Mei 1942. Jauh sebelum bermain dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini, ia sudah bermain dalam beberapa film. Tetapi waktu itu sebagai pemain figuran.

- KELUARGA

Pada 14 April 1968, Latief Sitepu menikah dengan seorang gadis bernama Lailawaty Hasibuan di Dumai.
Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai enam orang anak perempuan, namun 2 di antaranya sudah meninggal dunia. Yang pertama dan yang ketiga. Kini, keempat anaknya itu, Julianti, Sri Maharani, Indah Sari, dan Amelia Ekawati (Pemeran Ulah), sudah menikah. Latief kini sudah dikaruniai 7 orang cucu.

- KARIER

Keinginan terjun ke dunia film adalah impiannya sejak kecil, tetapi orangtuanya saat itu tidak setuju. Akhirnya ia memutuskan untuk lari dari rumah. la minggat ke rumah omnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kemudian sempat bekerja jadi pengawas laut dan pantai.

Setelah menikah, ia sempat hidup berpindah-pindah dan ditugaskan di Sumatra Utara.
Latief, Lely, dan anak-anaknya pindah ke Jakarta pada tahun 1981. Setelah 7 bulan tinggal di Jakarta, datang seorang sutradara. Namanya Zunaidi. Dia meminta Latief berakting. Itulah awal mulai ia mulai terjun ke dunia seni peran.

Selama berkarier di dunia seni peran, Latief sudah bermain dalam sejumlah film dan sinetron. antara lain:
- Mawar untuk Dini yang tayang di TVRI,
- Pondok Pak Jhon yang tayang di Indosiar,
- Jalan Makin Membara bersama Dede Yusuf,
- Si Buta dari Gua Hantu,
- Bukan Perempuan Biasa,
- Apa Artinya Cinta,
- Senandung Masa Puber,
- Red Cobek dan,
- Tukang Bubur Naik Haji.

Namun dari semua film dan sinetron itu, Tukang Bubur Naik Haji adalah yang paling fenomenal untuknya, karena baru dalam sinetron inilah ia menjadi populer dan begitu dikenal oleh masyarakat luas berkat sukses memerankan tokoh H. Muhidin yang begitu menyebalkan


Sumber: facebook.com/TBNH.TheSeries 


Wednesday, May 1, 2013

Tukang Bubur Naik Haji: Bukan Sekedar Mimpi



Liputan Tabloid Nyata
"TBNH : BUKAN SINETRON MENJUAL MIMPI"

Mengangkat tema sederhana, sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series sukses merebut hati masyarakat. Bagaimana cara Imam Tantowi sebagai penulis naskah melahirkan ide-ide yang menarik?

Diajang Panasonic Gobel Award 2013 lalu, Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series (TBNH) meraih dua penghargaan sebagai Drama Seri Terfavorit 2013. Selain itu, Citra Kirana, pe-meran Rumana meraih penghargaan sebagai Artis Terfavorit Di luar sukses tersebut, TBNH su-dah memasuki episode 500.

Sukses sinetron tersebut tidak lepas dari Imam Tantowi sebagai penulis cerita. la berhasil mengemas cerita tentang kehidupan sehari-hari menjadi tontonan yang menarik.

Nyaris tidak ada kemewahan yang yang ditampilkan di TBNH. "Ini bukan sinetron yang menjual mim-pi. Ini cerita kesederhanaan," kata Imam ketika ditemui di lokasi syuting TBNH di Cibubur, Rabu (3/4) siang hari.

Sinetron yang diangkat dari FTV dengan judul yang sama itu, berawal dari ide yang sangat sederhana. Saat itu, Imam mendengar ceramah ustad Yusuf Mansyur tentang keteladanan seorang tukang bubur yang punya Mercedes Benz C 200 Kompressor. Tukang Bubur itu juga berhasil mewujudkan mimpi ibunya yang ingin menunaikan ibadah haji.

"Ide awalnya dari situ. Saya cuma ambil dua tokoh dari cerita itu, anak yang jadi tukang bubur dan ibunya karena itu inti ceritanya. Tapi kemudian ada tokoh Mang Odjo, Rumana, Robby dan Haji Mukhidin itu fiksi saja," beber Imam.

Ketika masih dibuat dalam bentuk FTV, tokohnya memang tidak banyak. Tapi sekarang to­koh di TBNH sudah mencapai 60 orang.

Bagaimana Imam bisa menciptakan tokoh sebanyak itu dengan beragam karakter? "Sa­ya ambil dari kitab Imam Ghazali yang banyak menceritakan ten­tang watak-watak manusia. Misalnya ada yang sifatnya dengki, ikhlas, dan lainnya," urainya.

Setelah mendapatkan bera­gam karakter manusia itu. Imam menyematkan karakter itu ke dalam tokoh yang dibentuknya itu. Misalnya karakter dengki yang ia sematkan ke dalam to­koh Haji Mukhidin.

"Nah, kalau sudah ditetapkan karakternya, baru saya membuat nama yang sesuai dengan wataknya. Misalnya, Haji Sulam. Begitu mendengar nama itu kan orang sudah bisa membayangkan kalau orang-nya baik. Beda dengan nama Kardun, yang konotasinya pasti sudah nggak baik," ujarnya.

Selain itu, Imam juga berusaha membuat nama yang mudah diucapkan agar lebih mudah diingat penonton. Caranya sebelum menetapkan nama, ia mengucapkan nama itu berulang kali.

"Maksudnya juga apakah saat diucapkan, nama tersebut kedengarannya enak atau tidak," ujar pria kelahiran Tegal 13 Agustus 1946 itu.

Adanya penambahan beberapa tokoh dalam sinetron, diakui oleh Imam, merupakan salah satu cara supaya sinetron ini tidak membosankan. la juga menggunakan multi plot untuk mengem-bangkan cerita tersebut.

"Karena di sini pakai multi plot dengan tokoh yang sangat banyak, makanya penonton harus akrab dulu dengan tokoh itu baru kemudian tokoh itu diberi problem," jelas Imam.

Imam enggan menyebutkan bagaimana ia memutuskan kapan waktu yang tepat untuk memunculkan tokoh tersebut. "Setiap penulis punya trik sen diri kapan saat tepat untuk memunculkan tokoh itu. Itu sebenarnya rahasia penulis, yah," katanya lantas tersenyum.

Multi Plot

Keuntungan lain menggunakan multi plot adalah tidak ada pemain yang menonjol dan sebagai penentu rating. Pasalnya, setiap tokoh yang ada dalam sinetron itu memang memiliki kekuatan masing-masing. Kare­na itu, meski tanpa Haji Sulam sebagai tokoh sentral, TBNH tetap digemari.

"Tokoh Suroso Kimpling atau Mbah Rosso itu meski perannya kecil, justru saat dia keluar rating-nya tinggi. Seperti tokoh Atika pun banyak penggemarnya," kata Imam. "Jadi semua tokoh yang ada sudah matang, sehingga walaupun tokoh sentral-nya sudah nggak ada, sinetron ini masih tetap disenangi masya­rakat," tambahnya.

Karena masing-masing tokoh sangat kuat. Imam tidak menghilangkan tokoh selama-lamanya. Misalnya, tokoh Haji Sulam yang justru diceritakan pergi ke Arab untuk mengurus bisnisnya.

"Tokohnya tidak bisa diganti karena sudah melekat dengan pemerannya. Kalau nanti Mat Solar mau main kembali, ya tetap dimasukkan. Tapi, selama nggak ada dia, saya tetap menceritakan bahwa dia tetap ada dengan istrinya sesekali meneleponnya," jelasnya.

Selain menggunakan multi plot, Imam juga sering memasukkan isu-isu yang tengah berkembang di masyarakat. Misal­nya, saat ini isu tentang Eyang Subur juga dimasukkan untuk memperkaya ceritanya.

"Dengan memasukkan isu yang tengah berkembang, pe­nonton tidak bosan karena merasa dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari," tukas Imam yang pernah meraih penghargaan dalam Festival Sinetron In­donesia 1996 sebagai penulis cerita asli komedi terbaik lewat 'Suami-suami Takut Istri' itu.

Menariknya lagi, sinetron ini tidak menjual bintang-bintang kelas A. Bahkan sebagian besar artis yang sudah berumur. Namun, sinetron itu tetap menarik di hati penonton. Hal itu me­mang sengaja dilakukan Imam. Sejak awal dia sudah memberikan arahan seperti apa yang akan memerankan tokoh itu. Meski ada beberapa bintang yang cantik dan tampan.

"Tujuannya di sini adalah memberi penonton agar bisa bersaing dengan yang ada di sinetron. Mi­salnya Haji Muhidin yang senang dengan Riyamah. Penonton akan bisa berkata, ah mendingan ayah saya lebih ganteng dan baik dibanding Haji Mukhidin," terang Imam.

(NYATA, Edisi 2179, II April 2013)




Tuesday, April 30, 2013

500 Episode Citra Kirana di Sinetron Tukang Bubur Naik Haji



Setelah berhasil mencuri perhatian sebagai tokoh antagonis dalam sinetron Putri yang Ditukar, Citra Kirana banting setir memerankan ustazah dalam Tukang Bubur Naik Haji dan berhasil meraih penghargaan Aktris Terfavorit Panasonic Gobel Awards 2013 untuk perannya itu. Yap, perlahan tapi pasti, namanya mulai menanjak ke posisi puncak aktris sinetron Tanah Air.

MELEWATI 500 EPISODE

"Hampir satu tahun ini, sebagian besar waktu saya dihabiskan di lokasi syuting Tukang Bubur Naik Haji. Saya syuting dari Senin-Sabtu mulai pukul 12.00 siang sampai tengah malam. Itu sudah termasuk jadwal stripping sehat karena biasanya syuting dilakukan setiap hari tanpa libur dan terkadang sampai pagi.

"Awalnya, Tukang Bubur Naik Haji hanya dibuat 60 episode untuk bulan Ramadan. Karena ratingnya bagus, sinetron ini diperpanjang terus dan sekarang sudah lebih dari 500 episode. Untungnya, suasana syuting menyenangkan. Meskipun mayoritas pemainnya sudah senior, saya nggak minder. Mereka saya anggap sebagai orangtua.

"Untuk mengatasi kejenuhan, saya memanfaatkan hari Minggu untuk pergi jalan-jalan bersama keluarga atau teman. Biasanya, sih, saya ke Bandung untuk menemui kakak saya. Terkadang saya juga menyempatkan diri untuk melakukan perawatan rambut di salon. Benar-benar untuk refreshing.

TAKUT SALAH BACA

"Peran saya di Tukang Bubur Naik Haji sangat menantang. Saya harus berperan sebagai Rumana, seorang ustazah yang memimpin pengajian. Padahal, saya saja masih perlu banyak belajar. Karena itu, saya hati-hati banget agar nggak salah baca ayat Alquran. Sekarang saya justru jadi hafal beberapa hadis.

"Peran Rumana melekat banget dengan saya. Banyak yang menyangka saya benar-benar memakai jilbab sehingga saat nggak sengaja bertemu penggemar, mereka kaget. Tapi, karena peran ini, saya lebih tertutup dalam berpakaian. Nggak pernah lagi, tuh, ke mal pakai celana pendek.

"Banyak juga penggemar yang berharap saya benar-benar jadian dengan lawan main saya, Andi Arsyil. Bahkan, sampai membuat komunitas Arscik Lovers. Saya menganggap itu sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap karier saya."

NAIK 3 KG

"Hobi utama saya, tuh, makan. Kalau sudah urusan makanan, saya bisa kalap, deh. Padahal, saya termasuk orang yang cepat gemuk, tapi susah kurus. Karena itu, saya panik waktu kemarin menimbang badan, eh, naik 3 kg. Saya nggak ngeh kalau menggemuk karena setiap syuting, kan, pakai baju longgar terus.

"Untuk menurunkan berat badan, saya diet dan berolahraga. Sudah hampir sebulan ini saya pesan katering menu diet untuk makan siang dan makan malam yang diantar langsung ke lokasi syuting. Namun, saya masih suka bandel makan nasi boks yang disediakan kru sinetron karena lebih menggiurkan. Soalnya, menu diet, kan, rasanya lebih hambar. Hmm, ngemil juga masih jalan terus, sih, hehehe.

"Kalau olahraga, saya sekarang lagi ikut bikram yoga di daerah Kemang. Jadwalnya setiap pagi sebelum syuting. Pertama kali mencoba, badan pegal-pegal seharian. Tapi lama-kelamaan enak banget efeknya di tubuh. Setiap selesai yoga, saya langsung merasa kurusan karena keringat yang keluar banyak banget."

TERTARIK BERWIRAUSAHA

"Kesibukan syuting membuat saya harus menunda kuliah karena saya nggak mau semua keteteran. Masih bingung juga, sih, mau melanjutkan ke jurusan apa karena saya suka labil, hehehe. Untuk saat ini, sih, saya sedang tertarik ikut sekolah masak agar bisa jadi koki yang andal.

"Ketertarikan ini ada hubungannya dengan kesukaan saya terhadap beragam kuliner. Meskipun hobi makan, saya nggak bisa masak sama sekali. Padahal kalau bisa masak, kan, lebih seru. Setiap ingin sesuatu, bisa masak sendiri—nggak perlu repot mencari, hehehe.

"Saya juga lebih tertarik berwirausaha daripada bekerja kantoran. Dengan membuka usaha sendiri, saya membuka lapangan kerja buat orang lain. Niatnya, sih, saya ingin terjun ke bisnis kuliner dengan membuka restoran sunda. Tetap saja, ya, nggak bisa jauh-jauh dari urusan perut, hahaha."

(Cita Cinta, Edisi 09, 24 April-8 Mei 2013)


Sumber: facebook.com/TBNH.TheSeries 



Monday, April 29, 2013

Tukang Bubur Naik Haji Tembus 500 episode


UNTUK membuat tayangan - saat ini - bisa mencapai 500 episode bukan pekerjaan mudah. Dengan banyaknya stasiun televisi, dengan program yang hampir sama, sulit untuk memastikan pemirsa akan betah nongkrong di satu stasiun televisi saja. Makanya, selain keberadaan para bintang, juga ce-ritanya harus kuat dan memiliki alur yang tidak tambal sulam.

Syarat itu ada pada Tukan Bubur Naik Haji (TBNH] The Series. Sehingga pekan ini, seluruh kru TBNH mengadakan syukuran untuk pencapaian itu.. Ini menempatkan TBNH, sebagai Sinetron Terpanjang peringkat ke 3 di Indonesia.

Menurut sang sutradara Ucik Supra, kunci keberhasilan TBNH karena banyak bintang disitu. Dari yang muda sampai yang tua. Kalau pada awalnya tokoh sentralnya ada H. Sulam (Mat Solar), H. Muhidin (Latief Sitepu), Hajjah Maemunah (Shinta Muin), kini sudah banyak pilihan, mana yang mau dimainkan. Masih ada Hajjah Rodiyah (Uci Bing Slamet), Emak Haji (Hj. Nani Wijaya), Rere (Alice Norin), Rahmadi (Adi-tya Herpavi], Ustad Zakaria (El Manik), Umi Mariam (Marini Zumarnis), Togu (Hamka Devito Siregar), Riamah (Dina Lorenza), Restu (Rio Reifan],Badar (Ricky Malau), Romlah (Nova Soraya), Kardun (Eddy Oglek), Mak Enok (Lenny Charlotte), Djamal (Ali Syakieb), En-cing Elan (Abdel Achrian), Nyai Hj. Iroh (Connie Sut-edja), Robby (Andi Arsyil Rachman), Rumanah (Citra Kirana). Mang Odjo (Salim Bungsu), Machmud (Deny 4 Sekawan), dan banyak lagi lainnya.

Setelah Hajjah Maumunah "dihilangkan" dan H. Su lam di "Arab"—kan, maka tinggal H. Muhidin yang bisa dimainkan. Imam Tantowi selaku penulis cerita/skenario, melihat sosok H. Muhidin ini bisa "dibenturkan" dengan siapa saja. Masih ingat ketika dia memfitnah anak-anak remaja yang ditudingnya telah mencuri barang-barang di warungnya. Atau terlibat pertengkaran hebat dengan Joni, Hisyam dan Afifah, karena bolosnya. Afifah dikaitkan dengan masalah narkoba. H. Muhidin berhasil menarik perhatian kalangan remaja.

Dan ketika H. Muhidin berkeinginan dekat dengan Riamah, segala cara dilakukan. Untuk meraih cintanya itu, H. Muhidin harus berjuang, Meski sebenarnya H. Muhidin telah mundur dari bursa persaingan mendapatkan Riamah, karena adanya surat wasiat dari almarhumah. Maemunah yang dicintainya itu. Tapi ketika dia tahu surat wasiat itu palsu, H. Muhidin-pun berusaha keras untuk kembali mendapatkan cintan Riamah. Dia sanggup berkelahi dengan Togu dan meminta Togu membatalkan keinginannya menikahi Riamah. Selain itu, dia melakukan gerilya dengan minta pengaruh Romlah, Rumanah bahkan datang langsung ke Riamah, agar membatalkan lamaran yangtelah dilakukan oleh Togu.

Di sini Imam Tantowi sebagai penulis cerita/skenario telah menempatkan tokoh H. Muhidin - yang me-nyebalkan banyak orang - sebagai sosok yang humanis dan romantis. Di satu sisi cintanya terhadap almarhum isterinya Hj. Maemunah begitu kental, tapi di satu sisi dia seorang lelaki normal yang butuh pendamping. Godogan cerita seperti ini, memang telah menempatkan H. Muhidin sebagai tokoh di TBNH yang fenomenal. Maka tidak heran, bila TBNH - yang mulai tayang sejak 28 Mei 2012 dan ditayangkan selama 1,5 jam (19.30 -21.00 WIB) di stasiun RCTI - identik dengan sosok H. Muhidin. Dimanapun - saat TBNH tayang - sosok H. Muhidin menjadi pembicaraan pemirsa dari semua strata dan mereka dengan setia menonton akting dan gayanya H. Muhidin.

"Meski menyebalkan, terus terang sosok H. Muhi din selalu ditunggu. Benci tapi rindu, gitu deh. Kita selalu ingin tahu, ulah apalagi yang akan diperbuat oleh H. Muhidin setiap kali tampil. Sebenarnya, waktu Hj. Maemunah masih hidup, ini pasangan yang paling ide al untuk membuat pemirsa jengkel. Sayangnya, salah satunya harus dimatikan. Tapi tetap aja TBNH seru," kata Rina, seorang ibu rumahtangga - yang bermukim di Villa Nusa Cileungsi - yang menjadi penonton setia TBNH sejak awal.

Sementara Soegiarto, penjual rokok dibilangan Bekasi, melihat sosok H. Muhidin merupakan daya tarik dari sinetron TBNH itu. "Selain, sosok tulang Togu yang berlogat ke-Batak-batakan, menjadi penyegar sinetron ini. Begitu juga dengan tampilan Mak/ Umi Enok yang nyinyir, memberi warna tersendiri bagi TBNH. Terus terang, kalau TBNH tayang, kios saya penuh yang menonton.

(Bintang Film, Edisi 20, April 2013)


Sumber: facebook.com/TBNH.TheSeries







Saturday, April 20, 2013

Celine Evangelista Pemeran Ketty di Tukang Bubur Naik Haji







Celine Evangelista (lahir di Roma, Italia, 2 April 1993; umur 20 tahun) adalah pemeran wanita Indonesia. Ia memulai kariernya lewat pemilihan Model Kawanku 2007.[rujukan?] Celine telah bermain film sejak usia 12 tahun dengan mendukung film layar lebar Bangku Kosong (2004). Film lain yang pernah didukungnya adalah Enam (2007).

Namun nama Celine lebih dikenal lewat layar kaca, antara lain lewat sinetron Inikah Rasanya, Aku Hamil, Pengantin Remaja, Rahasia Ilahi, Love, dan Romantika Remaja. Celine juga pernah bermain dalam FTV Inikah Rasanya, Ghost, Hantu Rambut Palsu, dan Dongeng Aladin. Celine juga pernah menjadi model video klip grup musik Meteor Band.

Sumber: wikipedia


Wednesday, April 17, 2013

Andi Arsyil Rahman : "BELAJAR SABAR DARI ROBBY" (Sinetron Tukang Bubur Naik Haji)




Kesuksesan sinetron Tukang Bubur Naik Haji tidak lepas dari akting Andi Arsyil Rahman. Siapakah dia?

Sejak awal tayang pada akhir Mei tahun lalu, sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) lang-sung menyedot perhatian para pecinta sinetron Indonesia.

Bahkan meski telah kehilangan tokoh sentral seperti Haji Sulam (Mat Solar) dan Hajah Maemunah (Shinta Muin) TBNH tetap memikat, Hajah Maemunah diceritakan meninggal dunia, sedang Haji Sulam pergi ke Arab untuk mengurus usahanya.

Keberhasilan sinetron TBNH tidak terlepas dari usaha keras pemain lain, termasuk Andi Ar­syil Rahman yang memerankan tokoh Robby.

Robby digambarkan sebagai laki-laki yang sopan dan sabar. Menghidupkan tokoh Robby di-akui tidak mudah. Karena dalam keseharian dia tidak sesabar Robby.

"Robby mau marah nggak bisa, padahal sudah dimaki-maki terus sama mertuanya. Jadi, dia itu lebih ya sudahlah, menerima saja. Saya belajar sabar dari Rob­by," papar Andi ketika ditemui pada acara syukuran sinetron TBNH 500 episode di Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (22/3) sore.

Sifat lain yang menonjol dari Robby adalah kepribadiannya yang baik. "Robby itu cenderung orang yang lurus. Jadi, dalam setiap sikapnya tidak boleh berlebihan," kata Andi.

Salah satu bagian cerita yang menarik di sinetron TBNH ialah kisah cinta Robby dan Rumana (Citra Kirana). Chemistry yang dibangun oleh dia dan Citra memang sangat bagus. Keduanya tampak sangat serasi sebagai pasangan suami istri.

Bagaimana Andi bisa membangun chemistry tersebut? "Nggak ada hal yang dibuat-buat. Semuanya berjalan dengan sendirinya. Jadi, nggak ada obrol-an dulu sebelum take nanti begini yah, nanti begitu yah," jawab Andi.

Sebelum main di TBNH, Andi dan Citra sama-sama main di si­netron yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih. "Ini mempermudah saya membangun che­mistry dengan Citra," jelas pria kelahiran Makassar, 15 Septem­ber 1987 itu.

Banyak juga yang berharap mereka menjadi pasangan kekasih layaknya di sinteron. Namun Andi menepis harapan itu. Bagi Andi, Citra tak lebih dari teman.

"Kami memang akrab karena bertemu setiap hari di lokasi syuting. Tapi tidak ada hubungan spesial di antara kami, saya menganggap dia seperti saudara sendiri, bersahabat saja," pungkasnya.

(NYATA, Edisi 2179, II April 2013)
 


Tuesday, April 16, 2013

Jam Tayang Baru, Bagaimana Rating "Tukang Bubur Naik Haji" dan "Berkah"?


RCTI dikenal ketat mengontrol program-programnya.

Sudah banyak sinetron yang tiba-tiba break. Sebagian dilanjutkan (Dia Jantung Hatiku, Separuh Aku), sebagian hilang begitu saja tanpa ending (Air Mata Ummi, Kasih & Cinta, Aku Suka Dia). Logikanya, sinetron yang ratingnya bagus tidak mungkin break secara mendadak. Apalagi lenyap tanpa diberi akhir.
Penggemar sinetron Berkah dibuat harap-harap cemas karena tiba-tiba sejak Kamis (11/4) sinetron yang dibintangi Samuel Zlygwyn itu tidak tayang, digantikan Tukang Bubur Naik Haji (TBNH): The Series durasi spesial 4,5 jam. Jumat (12/4) memang tidak tayang karena ada X Factor Indonesia. Tapi kok Sabtu dan Minggu (13-14/4) juga tidak tayang?

Ternyata mulai Senin (15/4), Berkah menghuni jam baru; pukul 19.00 WIB. TBNH pun mundur ke pukul 20.00 WIB.Bagaimana rating Berkah di slot super primetime? Lebih dahsyat!

Data kepemirsaan segmen ABC menunjukkan Berkah menempati posisi 2, dengan TVR 4,5 dan share 19,2. Ini angka tertinggi sepanjang penayangan Berkah. Selama menghuni slot late primetime, pukul 21.00 WIB, TVR Berkah berada antara 3 koma hingga 4 koma.

Saat masih tayang pukul 21.00 WIB, Berkah punya lebih banyak saingan. Ada Opera Van Java (OVJ, Trans 7) dan Raden Kian Santang (RKS, MNCTV) yang ratingnya bersaing ketat dengan Berkah. Kadang Berkah unggul, kadang di bawah OVJ atau RKS.

Kini di pukul 19.00 WIB, nyaris tidak ada pesaing kuat.
Sementara bagi TBNH, dipasang jam berapapun tak masalah. Pernah menghuni slot 18.00 Wib, 19.00 WIB, 19.30 WIB, dan kini 20.00 WIB, tetap unggul. Kemarin TBNH masih jadi jawara, dengan TVR 5,6 dan 23,8.

Sumber: tabloidbintang.com






Saturday, April 13, 2013

Panasonic Gobel Awards 2013: "Tukang Bubur Naik Haji" Drama Seri Terfavorit



PIALA untuk kategori Drama Seri Terfavorit di ajang Panasonic Gobel Awards (PGA) 2013 akhirnya jatuh kepada Tukang Bubur Naik Haji (TBNH).

Meski tidak lagi diperkuat oleh bintang utamanya, Mat Solar, sinetron ini rupanya masih sangat dicintai oleh penontonnya. TBNH mendapat suara terbanyak, melampaui Tendangan si Madun, Biang Kerok Cilik, Separuh Aku, dan Binar Bening Berlian.

Latief Sitepu, pemeran Haji Muhidin yang cukup fenomenal lewat sinetron tersebut, mengungkapkan rasa syukurnya.

"Ini anugerah dari Allah. Tadi senang karena anak gue, Rumana (Citra Kirana) dapat piala. Sekarang dapat lagi," kata Latief dengan gaya bicara Muhidin.

Kekuatan utama TBNH, menurutnya, adalah cerita yang sangat mengena untuk masyarakat, dan banyak pelajaran yang bisa dipetik.

"Ini bercerita tentang watak setiap manusia, itu yang mendasari sinetron ini," jelasnya.
"Kami ucapkan terimakasih kepada pemirsa, Insya Allah yang belum naik haji akan naik haji, yang sudah naik haji dua kali lagi," imbuh Latief.

Sumber: tabloidbintang.com