Daya tarik sinetron Tukang Bubur Naik Haji
(TBNH) salah satunya ada pada tokoh Atikah yang diperankan oleh fi-nalis
Putri Indonesia 2001 ini. Lantas, se-lebay apakah Mega Aulia?
Ketika ditawari peran
Atikah, Mega Aulia (30) tak punya bpretensi sinetron TBNH bakal
meledak. Bahkan saat di-casting rumah produksi Sinemart, Mega belum tahu
akan bermain di sinetron apa. "Casting-nya biasa saja. Disuruh akting
dan mengisi biodata, dua minggu kemudian dipanggil," kata Mega yang baru
pertama kali bekerja sama dengan Sinemart.
Sodoran tokoh
Atikah sebagai janda kembang centil dan ganjen pun diterima Mega dengan
senang hati. Menurut Mega, tawaran peran itu pasti sudah melalui
perhitungan dan sesuai potensinya. Menjadi wanita ganjen dan centil,
buat Mega bukan persoalan sulit. "Sebelumnya peranku beragam banget. Aku
per-nah main di sinetron laga, misteri, tema dangdut, hingga legenda.
Se-ringnya, sih, dapat peran antagonis. Jahat, nyebelin, dan jutek
(judes)," tutur Mega. "Observasi untuk wani-ta ganjen gampang, banyak
ada di lingkungan kita."
Menjadi Atikah yang suka pada lelaki
berduit juga tak jadi masalah buat Mega. Toh menurutnya, setiap wanita
pasti ada sisi materialistisnya. "Tinggal digali dan dikeluarkan saja
biar kelihatan. Dibantu gesture saja. Kata orang, sih, aku dapat banget
jadi Atikah," lanjut wanita yang parasnya mirip pedangdut lis Dahlia
ini.
Bukti keberhasilan akting Mega, khalayak lebih mengenal
dan menyapanya sebagai Atikah dibanding namanya sendiri. "Ada yang
bilang, 'Lha, di teve ganjen banget, kok, di sini diem aja'. Namanya
juga akting. Ada juga yang bilang, 'Atikah warisannya udah cair belom?
Bagi dong!' Ha ha ha," ujar Mega yang mengaku aslinya memang agak judes.
"Mega judes kalau ada yang galak. Demi harga diri, Mega akan melawan
kalau dimarahi. Misalnya, Mega telat (ke lokasi syuting) lalu dimarahi,
kalau kesalahannya bukan ada di Mega, ya, Mega akan balas marah. Tapi
kalau sebaliknya, ya, Mega minta maaf, dong."
Istilah Trademark
Sejauh ini, Mega melihat penonton TBNH tak ada yang membenci peran
Atikah, malah cenderung menyukai. Sebab, walaupun tokoh itu menyebalkan,
penonton lebih melihat sisi komedinya. "Soalnya Atikah bukan antagonis
yang kejam, tapi lucu dan lebay," kata Mega yang kerap terbawa
ke-lebay-an Atikah di kehidupannya. "Kadang teman bilang, aku Atikah
banget saat sedang lebay. Ha ha ha."
Untuk menjadi wanita
lebay, Mega punya istilah yang diciptakan sendiri dan kemudian menjadi
trademark Atikah. Seperti, "Helloow", Whaaat", dan "Ayang Papi".
"Tadinya 'Ayang Papi' merupakan improvisasi yang dibuat sendiri, tapi
lama-lama di skenario ditulis juga," ujar Mega yang sudah bermain lebih
dari 600 episode TBNH.
Atas keberhasilan sinetron ini, Mega
lantas dikontrak eksklusif oleh Sinemart. "Sebetulnya ada yang menawari
aku jadi presenter, tapi enggak bisa. Takut mengganggu jadwalku di TBNH.
Aku syuting di sini hampir setiap hari."
Selama syuting TBNH,
Mega mengaku ada adegan berkesan saat Atikah melahirkan anak keduanya.
Adegan itu dilakukan di area perkemahan Cibubur, di dalam mobil, malam
hari, dan hujan. "Capek banget dan seru. Aku harus ngeden, teriak, dan
nangis. Adegan melahirkannya dari jam 22.00 sampai menjelang subuh.
Badan juga jadi ba-sah, karena hujannya pakai selang dari mobil pemadam
kebakaran," ceritanya.
Walaupun belum memiliki anak, adegan itu
dilakoni Mega layaknya hal nyata. "Aku suka, banyak yang memuji scene
itu dan ada yang ikut menangis menontonnya," imbuh Mega yang mengaku tak
pernah jenuh menjadi Atikah. la pernah beberapa hari libur syuting,
namun Mega justru rindu suasana dan candaan di lokasi syuting.
Tolak Tampil Vulgar
Karier wanita kelahiran Banten 9 November 1983 ini berawal dari
pemilihan Putri Indonesia 2001. la wakil dari Provinsi Banten. Saat
mengikuti ajang itu, Mega masih berusia 18 tahun. la berhasil masuk 10
besar, namun kala itu pemenangnya Angelina Sondakh.
Setelah itu
Mega langsung mendapat tawaran sinetron dari rumah produksi Diwangkara.
Sinetron perdananya, Opera SMU, dan Mega mendapat lawan main Tamara
Bleszynski. "Aku ceritanya jadi teman Tamara. Wah, akting pertama gugup
banget, apalagi berhadapan dengan nama besar Tamara," ungkap-nya.
Untunglah, Tamara mau membantu mengarahkan Mega. "Mbak Tamara baik
banget. Aku sangat terkesan. Hingga sekarang kami masih berhubungan,"
tutur Mega.
Mega kecil sebetulnya bercita-cita menjadi
penyanyi. la dulu aktif di paduan suara sekolah dan sering tampil di
acara-acara ulang tahun. "Dulu, waktu aku TK sampai SD, sering diundang
ke acara ulang tahun, padahal aku enggak kenal yang ulang tahunnya. Di
acara itu aku cuma disuruh menyanyi dan di-beri hadiah. Tapi aku
senang," kata Mega yang kini justru tak pede dengan suaranya.
"Tambah besar, suaraku tambah hancur. Enggak terpikir lagi, deh jadi
penyanyi. Kata temen, jangankan menyanyi, ngomong saja sember," sebut
Mega yang belum lama ini juga pernah ditawari menyanyi, namun terpaksa
ditampiknya.
Akting, bagi Mega, adalah hobi dan pekerjaan yang
menyenangkan. Setiap peran ingin dicobanya asalkan tak vulgar atau
beradegan merokok. Setelah sekitar 10 tahun" berkecimpung di dunia peran
dan mencoba berbagai karakter, Mega mengaku tertarik berperan menjadi
ustazah. "Who knows? Aku ngincer banget peran itu," kata Mega yang
lulusan pesantren ini. "Di setiap adegan mengaji, aku melakukannya
dengan real," sambung Mega yang punya keinginan membuka usaha salon dan
butik.
Bicara tentang pribadi, Mega mengaku sudah menikah, tapi
enggan mengungkap jati diri sang suami. "Suami tak suka dipublikasi.
Dia pengusaha di bidang otomotif dan pembalap," jawab Mega. Suami pun
mendukung karier Mega. "Dia maklum dengan waktuku yang banyak tersita di
lokasi syuting. Sama seperti aku, dia juga sering pulang malam dan
sampai rumah kami sudah capek. Kami sama-sama workaholic," tutup Mega.
(NOVA, Edisi 1321, 17-23 Juni 2013)
No comments:
Post a Comment